Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca
BPOM ajak Universitas Tsinghua berkolaborasi kembangkan ATMP
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-13 21:00:27【Resep Pembaca】592 orang sudah membaca
PerkenalanKepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar menyampaikan kuliah umum kepada mahasaisw

Beijing (ANTARA) - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengajak mahasiswa, peneliti, dan industri di Universitas Tsinghua, Beijing, China, berkolaborasi dalam pengembangan Produk Obat Terapi Lanjutan(Advanced Therapy Medicinal Products/ATMP) di Indonesia.
"Kami ingin mengembangkan sains dan teknologi ke tahap lebih besar melalui konsep ABG: akademia, bisnis, dan government.Universitas Tsinghua, sebagai salah satu kampus terbaik di China, bisa bekerja sama dengan BPOM, termasuk transfer teknologi untuk dikembangkan di Indonesia," kata Taruna kepada ANTARA, Selasa (4/11).
Pernyataan itu Taruna sampaikan usai memberikan kuliah umum berjudul Regulatory Policy and Advanced Therapy Medicinal Products (ATMP) and Strategies to Accelerate Access to Innovative Medicinesdi Tsinghua.
Kuliah umum tersebut dihadiri sekitar 150 mahasiswa, dosen, peneliti, dan pelaku usaha bidang kesehatan.
ATMP adalah produk medis berbasis sel atau jaringan yang digunakan untuk pengobatan, pencegahan, atau diagnosis penyakit. Produk ini meliputi terapi sel, terapi gen, dan rekayasa jaringan, termasuk stem cell, sekretom, dan terapi gen.
Taruna menekankan pentingnya uji klinis sebagai pintu masuk pengembangan ATMP.
"Uji klinis memastikan keamanan, kualitas, dan kemanfaatan produk. Uji pra-klinis dilakukan dulu pada hewan, baru manusia," jelasnya.
Ia menambahkan, uji klinis juga membuka peluang investasi, termasuk pembangunan pabrik obat di Indonesia, dan peserta uji klinis memperoleh kompensasi finansial. Bila lolos, BPOM akan menerbitkan izin edar sehingga produk bisa digunakan masyarakat.
Taruna menyebut, 94 persen bahan baku obat di Indonesia masih impor, terutama dari China dan India.
"Gangguan impor bisa menimbulkan krisis obat. ATMP berbasis biologi menjadi harapan baru, karena saat ini 65 persen obat berbasis biologi," kata Taruna.
BPOM telah mengatur ATMP melalui Peraturan BPOM Nomor 8 Tahun 2025 tentang Pedoman Penilaian Produk Terapi Advanced dan Peraturan Nomor 18 Tahun 2022 tentang Cara Pembuatan Obat Berbasis Sel dan Jaringan Manusia.
Produk yang mengalami manipulasi melebihi standar atau digunakan untuk tujuan non-homolog wajib mendapat izin edar BPOM.
Suka(78)
Artikel Terkait
- Mematri gerakan energi lestari dari sekolah berdikari
- BBPOM Makassar beberkan hasil penggeledahan toko kosmetik di Sidrap
- Perpaduan Roti dan Pengobatan Tradisional China Makin Populer di China
- Tokoh muda inspiratif Indonesia di Hari Sumpah Pemuda 2025
- BPOM respon sirop obat dari India diduga ber
- Kaya antioksidan, ini 8 manfaat black garlic bagi kesehatan tubuh
- 5 jenis makanan yang bisa mengandung zat akrilamida berbahaya
- Pemkab Tolitoli tetapkan status tanggap darurat banjir
- Pemkot Pekalongan ingatkan SPPG penuhi standar bangunan dapur MBG
- Anggota Komisi VII DPR: Maksimalkan promosi wisata Kalbar lewat medsos
Resep Populer
Rekomendasi

SPPG Polres Grobogan percontohan dapur bergizi berstandar tinggi

Wamenkum minta aturan soal industri tembakau disusun ekstra hati

Realisasi investasi triwulan III di Sumut capai Rp42,36 triliun

Grab tanggapi rencana pemerintah terbitkan perpres kesejahteraan ojol

Baru tiga SPPG kantongi SLHS, Pemprov DIY ungkap kendalanya

Ngak perlu biaya mahal, Ini cara bikin "black garlic" sendiri di rumah

Anggota DPR: MBG menurunkan stunting, tingkatkan kualitas pendidikan

Tujuh aktivitas seru untuk ramaikan Halloween 2025